Sabtu, 19 November 2011
Hari Ini, Kulepaskan Kau dari Hatiku
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hari ini, kulepaskan kau dari hatiku. Seorang wanita yang mampu membuatku terpanah mematung hanya untuk melihat senyuman ceriamu. Mengisi hari-hariku dengan puisi kelembutan sapaanmu. Kau yang selalu hadir dikala malam ditemani rembulan penuh sepi dan gundah. Kau bagaikan sinar bintang yang menyinari disetiap relung langit hatiku. Ku dekap erat dan dalam-dalam perasaan ini, namun akhirnya kau mengetahui keberadaannya. Kau menerima!
Disela-sela keaktivitasan dirimu, selalu saja hati ini tertaut untuk mengetahui kabar keadaanmu. Kita saling memberi nasihat, memberi harapan agar saling mengerti. Walau kau berada di ujung sana, aku merasakan dirimu begitu dekat disampingku. Tapi, malapetaka itu datang. Kesalahpahaman menimpa, aku cemburu, bagaimana bisa?. Ya, kehidupanmu telah membuatku iri. Aku yang pemalu ini, mencoba untuk berani berhadapan langsung dengan seorang wanita, tapi tetap saja tidak bisa, aku malu. Sedangkan dirimu, berhadapan dengan laki-laki seperti sudah biasa, malah tidak ada rasa canggung sedikitpun, aku bertanya kenapa, dan kau pun menjawab ”Saya tahu batas-batasannya bagaimana, jadi tenang saja ya”. Mungkin bagimu biasa-biasa saja, tapi bagiku, sesuatu yang menyakitkan.
Akhirnya suatu hari kau memutuskan untuk berpisah karena capek akan kecemburuanku. Kau memohon untuk menghilangkan perasaan itu dari hatiku, dan menggantikannya dengan sebatas murni sebagai seorang kakak. Sebuah guntur besar menyambar dahsyat pada batinku disiang hari, menjadikan keputus asaan dan keterpurukan yang luar biasa membinasakan keimananku, memporak-porandakan taman bunga yang sedang bersemi indahnya. Sudah tidak ada lagi kesempatan berikutnya bagiku olehmu.
Lamanya sudah, komunikasi terputus. Semua pesan singkat yang kau kirimkan, aku hapus, tanda aku harus melupakanmu. Sudah tidak ada lagi kabar darimu yang harus aku ketahui, sapaan pun sudah tidak terbina lagi ketika berjumpa. Hanya duka akan kenangan pahit akibat kesalahanku membuatmu kecewa.
Hari ini, aku melihatmu begitu ceria, seakan-akan kejadian yang lalu kau tidak hiraukan. Tapi biarkan saja, mungkin kau bukan jodohku. Dulu, kau pernah bilang ”Jodoh itu tidak akan pernah tertukar, jadi pasti semua makhluk sudah ditentukan jodohnya maing-masing” dengan senyumanmu meyakinkanku akan kalimat tersebut.
Aku tahu engkau mempunyai cerita lama, dan pastinya cinta lama pula, dan begitu juga diriku ini. Tapi, kisah kita berbeda, masa laluku begitu hancur. luluh lantah oleh rasa gejolak akan mencintai seorang wanita. Awal kali mencintai, bagiku adalah anugerah terindah yang dirasakan. Namun sayang, setiap kali aku jatuh cinta, semua berakhir pahit, setiap kali aku mencintai seorang, hanya bisa mampu menyimpan dalam lubuk hati terdalam, karena orang yang aku cintai, tidaklah mencintaiku, dan hanya diriku dan Dia yang lebih tahu, bahwa aku pernah merasakan namanya jatuh cinta terhadap seorang wanita.
Hari ini, kulepaskan kau dari hatiku. Dengan tekad dan keyakinan, mungkin ini jalan yang baik bagiku, namun butuh berbulan-bulan atau bisa jadi bertahun-tahun untuk bisa menghilangkan perasaan ini. Memang menyesakkan dada bila kenangan usang itu terus hadir terlalu lama, dan mohon pergilah jauh dari hatiku, karena sadar, perasaan itu membuatku tidak bisa tersenyum bebas, dan tidak bisa menikmati kebahagiaan hidup.
Hari ini, kulepaskan kau dari hatiku. Dengan begitu, aku mampu menulis puisi-puisi indah kembali, tapi bukan tentang dirimu, ini tentang diriku, dan masa depanku. Tentang semua orang yang aku sayangi. Maka pergilah jauh dari hatiku. Melupakanmu memang mustahil bagiku, namun menanti belahan jiwa yang kelak mendampingiku selamanya hingga akhir hayat adalah hal yang tidak mustahil, karena Allah sudah menentukan jodoh setiap insan. Itulah janjiNya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar